Jalan Peraduan
kami adalah anak dari pelangi
meraih hari angan digantung bersama
di butir hujan kami tumbuh
selama mendung mengikat erat jiwa
hujan tak pernah reda
kami adalah jamuan dari satu tungku
disesaki banyak aroma rasa
disajikan dalam satu wadah cita
kini terik mentari mengucilkan awan
kini tubuh kami harus terpecah
tangan-tangan kami rela tak terhubung
rantai-rantai di lengan harus tercerai
gemulai, membelai, lalu terkulai
jalan kami kini bersimpang
setapak akan tak saling nampak
aku berdiri saat kau berbincang mimpi
kau berbincang mimpi saat aku berdiri
indah sekali, serasi
memandang kini dari seberang
tapi mengayuh ke satu pelabuhan
beradu, berseru kita menuju
oleh : Rachmat D. Cemat
kini terik mentari mengucilkan awan
kini tubuh kami harus terpecah
tangan-tangan kami rela tak terhubung
rantai-rantai di lengan harus tercerai
gemulai, membelai, lalu terkulai
jalan kami kini bersimpang
setapak akan tak saling nampak
aku berdiri saat kau berbincang mimpi
kau berbincang mimpi saat aku berdiri
indah sekali, serasi
memandang kini dari seberang
tapi mengayuh ke satu pelabuhan
beradu, berseru kita menuju
oleh : Rachmat D. Cemat